Kamis, 11 Oktober 2018

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Hakekat ideologi Pancasila

Pancasila sebagai ideologi merupakan ide atau gagasan yang merupakan falsafah hidup yang harus dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai ideologi nasional, Pancasila telah tumbuh dan berkembang dari sosial budaya yang terkristalisasi menjadi nilai filosofis-ideologis yang konstitusional (dikukuhkan berdasarkan UUD 1945).

Pancasila sebagai ideologi terus beradaptasi dengan perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia yang ditandai dengan sifatnya yang terbuka terhadap perkembangan, artinya selalu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, mencerminkan sifat luwes dan fleksibel.

Keluwesan dan fleksibilitas serta keterbukaan yang dimiliki oleh ideologi Pancasila menjadikan Pancasila tidak ketinggalan zaman dalam tatanan sosial, namun sifatnya yang terbuka bukan berarti nilai-nilai dasar Pancasila dapat dirubah /diganti dengan nilai dasar yang lain. Sebab jika nilai dasar tersebut dirubah berarti meniadakan Pancasila bahkan membubarkan NKRI.

Yang dimaksud dengan ideologi Pancasila yang bersifat terbuka adalah nilai-nilai dasar dari Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis.

Nilai dasar


Nilai yang bersifat umum, abstrak, tidak terikat dengan tempat atau waktu, dengan kandungan kebenaran yang tinggi berupa cita-cita, tujuan dan tuntunan dasar kehidupan yang dicita-citakan. Nilai dasar terdiri dari;
1)      Nilai Ketuhanan
2)      Nilai Keadilan
3)      Nilai Kemanusiaan
4)      Nilai Kerakyatan
5)      Nilai Persatuan

Nilai instrumental

Penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan dalam kurun waktu dan kondisi tertentu, nilai instrumental bersifat kontekstual dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Nilai instrumental dapat ditemukan:
1)      UUD 1945
2)      Ketetapan MPR
3)      Undang-Undang
4)      Peraturan pemerintah
5)      Peraturan perundangan lainnya.

Nilai praktis

Interaksi antara nilai instrumental dengan situasi kongkrit pada tempat dan situasi tertentu, nilai ini sangat dinamis karena berusaha mewujudkan nilai instrumental dalam kenyataan. Nilai praktis dari Pancasila dapat dilihat dan ditemukan pada berbagai wujud kongkrit pengamalan nilai-nilai Pancasila oleh lembaga negara, organisasi sosial politik, lembaga ekonomi, tokoh masyarakat, dan anggota warga negara.
Nilai-Nilai dalam Pancasila menurut Prof. Dr. Notonegoro nilai-nilai pancasila yaitu terdiri atas:
  • Nilai Material, segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
  • Nilai Vital, sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas
  • Nilai Kerohanian, segala seuatu yang berguna bagi rohani manusia yang didalamnya terdapat Nilai Kebenaran, Keindahan, Kebaikan, dan Religius)
Asal–Usul Pancasila
  • Causa Materialis (asal mula bahan), berasal dari bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalamagama-agamanya.
  • Causa Formalis (asal mula bentuk atau bangun), bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada PembukaanUndang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan.
  • Causa Efisien (asal mula karya), asal mula yang meningkatkan Pancasila dari calon dasar negara menjadi Pancasila yang sahsebagai dasar negara. Asal mula karya dalam hal ini adalah PPKI.
  • Causa Finalis (asal mula tujuan), tujuan dari perumusan dan pembahasan Pancasila yakni hendak dijadikan sebagai dasar negara.Untuk sampai kepada kausa finalis tersebut diperlukan kausa atau asal mula sambungan.
Tiga dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka dalam pandangan Dr Alvian, kekuatan ideologi tergantung pada tiga dimensi yang terkandung di dalam dirinya :
  1. Dimensi realitas, bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat/bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
  2. Dimensi idealisme, bahwa nilai-nilai dasar ideologis tersebut mengandung idealisme, bukan angan-angan yang memberi hambatan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengalamannyadalam praktek kehidupan bersama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya.
  3. Dimensi fleksibilitas, bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan Merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya,tanpa menghilangkan hakikat (jati diri) yang terkandung dalam nilai dasar.
Sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka

Sikap dapat diartikan suatu bentuk evaluasi/reaksi seseorang terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa. Sikap meliputi sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti reaksi/evaluasi terhadap suatu keadaan atau peristiwa dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SINONIM

Dalam tes verbal ini kemampuan dan kecakapan berbahasa baik penguasaan perbendaharaan kata, tata bahasa, maupun kemampuan memahami teks d...